Peran Keluarga dalam Menjaga Kesehatan Jiwa Anggota Keluarganya.

A. PENDAHULUAN.

Kesehatan jiwa merupakan aspek penting yang berkontribusi pada kesejahteraan dan kualitas hidup seseorang. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan jiwa adalah keadaan individu yang sejahtera, di mana ia menyadari potensi yang dimilikinya, mampu menanggulangi tekanan hidup normal, bekerja secara produktif, serta mampu memberikan kontribusi bagi lingkungannya. Sementara itu, Videbeck (2008) menjelaskan bahwa kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat secara emosional, psikologis, dan sosial yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif, konsep diri yang positif, dan kestabilan emosional. Kesehatan jiwa yang baik memungkinkan individu untuk berpikir jernih, mengelola emosi, dan membangun hubungan yang positif dengan orang lain. Dalam konteks ini, keluarga memegang peran yang sangat vital sebagai sistem pendukung utama dalam menjaga kesehatan jiwa anggotanya. Artikel ini akan membahas bagaimana peran keluarga memengaruhi kesehatan jiwa, faktor-faktor pendukung, serta strategi yang dapat diterapkan untuk menciptakan lingkungan keluarga yang sehat secara emosional. 


B.ISI.

Peran keluarga sangat berpengaruh terhadap kesehatan jiwa anggotanya karena keluarga merupakan lingkungan pertama yang membentuk pola pikir, emosi, dan perilaku individu. Berikut adalah beberapa cara keluarga memengaruhi kesehatan jiwa:

1. Dukungan Emosional : Keluarga yang memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman dapat menjadi sumber dukungan emosional yang kuat. Dukungan ini membantu anggota keluarga merasa dicintai, dihargai, dan diterima, sehingga mereka lebih mampu menghadapi tekanan dan stres dalam kehidupan.

2. Pola Asuh yang Membentuk Karakter : Pola asuh yang positif, seperti mendidik dengan kasih sayang dan disiplin yang seimbang, membantu anak mengembangkan rasa percaya diri dan keterampilan mengatasi masalah. Sebaliknya, pola asuh yang keras, penuh kritik, atau kurang perhatian dapat memicu gangguan kecemasan, depresi, atau rasa rendah diri.

3. Komunikasi yang Efektif : Komunikasi yang terbuka dalam keluarga memungkinkan anggota untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran tanpa rasa takut dihakimi. Hal ini memperkuat hubungan antaranggota keluarga dan mencegah terjadinya kesalahpahaman yang bisa memicu konflik atau tekanan emosional.

4. Penyelesaian Konflik yang Sehat : Setiap keluarga pasti menghadapi konflik, tetapi cara keluarga mengelola konflik tersebut berpengaruh besar pada kesehatan jiwa. Keluarga yang mampu menyelesaikan konflik secara sehat dengan mendengarkan, memahami, dan mencari solusi bersama akan membentuk ketahanan emosional. Sebaliknya, konflik yang berkepanjangan dapat menyebabkan stres dan perasaan tidak aman.

5. Lingkungan yang Aman dan Stabil : Keluarga yang memberikan lingkungan yang stabil dan bebas dari kekerasan fisik maupun verbal menciptakan rasa aman. Rasa aman ini sangat penting untuk perkembangan mental yang sehat, terutama pada anak-anak dan remaja.

6. Menanamkan Nilai dan Keyakinan Positif : Keluarga sering kali menjadi sumber nilai moral dan spiritual yang membentuk cara pandang anggota keluarga terhadap kehidupan. Nilai-nilai positif membantu seseorang menghadapi tantangan dengan sikap optimis dan resilien.

7. Deteksi dan Dukungan untuk Masalah Mental : Keluarga memiliki peran penting dalam mengenali gejala gangguan mental seperti kecemasan, depresi, atau perubahan perilaku. Dengan dukungan keluarga, anggota yang mengalami masalah ini dapat segera mendapatkan bantuan profesional, seperti konseling atau terapi.

8. Aktivitas Bersama yang Menguatkan Hubungan : Melakukan aktivitas bersama, seperti makan malam, liburan, atau berolahraga, memperkuat hubungan emosional dan memberikan waktu berkualitas untuk saling terhubung. Aktivitas ini bisa menjadi sarana untuk mengurangi stres dan memperbaiki suasana hati.


Faktor-Faktor yang Mendukung Peran Keluarga dalam Menjaga Kesehatan Jiwa :

Peran keluarga dalam menjaga kesehatan jiwa sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti komunikasi yang efektif yang memungkinkan anggota keluarga mengekspresikan perasaan tanpa takut dihakimi, serta dukungan emosional dan sosial yang membantu mengatasi stres dan meningkatkan rasa percaya diri. Stabilitas ekonomi dan sosial juga berkontribusi dalam menyediakan kebutuhan dasar dan akses layanan kesehatan mental, sementara pola asuh yang positif membentuk karakter yang kuat dan stabil secara emosional. Lingkungan keluarga yang harmonis, minim konflik, dan bebas dari kekerasan menciptakan suasana yang aman dan nyaman, didukung oleh penanaman nilai moral, agama, dan etika yang membangun pandangan hidup optimis dan resilien. Peran orang tua sebagai panutan dalam mengelola emosi dan keterlibatan dalam kehidupan anak menumbuhkan rasa aman dan percaya diri. Selain itu, kegiatan bersama yang mempererat hubungan, akses terhadap layanan kesehatan mental, dan kemampuan mengelola konflik secara sehat juga menjadi elemen penting dalam menjaga keseimbangan emosional dan kesehatan jiwa anggota keluarga.


Untuk menciptakan lingkungan keluarga yang sehat secara emosional, beberapa strategi yang dapat diterapkan meliputi:

  1. Komunikasi terbuka dan empatik, di mana anggota keluarga saling mendengarkan dan berbicara dengan jujur tanpa menghakimi.
  2. Dukungan emosional yang konsisten, dengan memberi perhatian dan dorongan positif pada setiap anggota keluarga.
  3. Waktu berkualitas bersama, seperti makan bersama atau berolahraga, untuk mempererat ikatan emosional.
  4. Pola asuh yang seimbang, memberikan kasih sayang sekaligus menetapkan batasan yang jelas.
  5. Penanganan konflik secara konstruktif, dengan diskusi terbuka dan saling pengertian untuk menghindari ketegangan.
  6. Kegiatan keagamaan atau spiritual bersama, untuk memperkuat nilai-nilai dan kebersamaan.
  7. Memberikan teladan positif, dengan orang tua sebagai contoh dalam mengelola emosi dan menyelesaikan masalah.

Strategi-strategi ini membantu membangun hubungan keluarga yang harmonis dan mendukung kesejahteraan emosional anggotanya.


C. KESIMPULAN.

Peran keluarga dalam menjaga kesehatan jiwa anggotanya sangat penting karena keluarga merupakan lingkungan pertama yang membentuk pola pikir, emosi, dan perilaku individu. Keluarga yang memberikan dukungan emosional, pola asuh yang positif, komunikasi yang efektif, dan penyelesaian konflik yang sehat dapat menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan psikologis. Selain itu, stabilitas ekonomi, nilai-nilai moral, serta kegiatan bersama juga berkontribusi pada kesehatan jiwa. Dengan penerapan strategi seperti komunikasi terbuka, dukungan emosional, waktu berkualitas bersama, dan penanganan konflik yang konstruktif, keluarga dapat memperkuat ikatan emosional dan menjaga keseimbangan mental anggotanya. Oleh karena itu, menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang sangat penting dalam mendukung kesehatan jiwa setiap anggota keluarga.


D. DAFTAR PUSTAKA

DORIS, Astri. KESEHATAN JIWA MASYARAKAT DALAM ANTISIPASI DI MASA PANDEMI COVID-19 DIKELURAHAN RAWANG. Jurnal Ilmiah Cerebral Medika, 2021, 3.2.

HENI, Sutiyah. Peran Keluarga Dalam Menjaga Kesehatan Mental Pada Remaja Usia 15–18 Tahun. Jurnal Ilmu Kesehatan Mandira Cendikia, 2024, 3.1: 210-218.

NANDA, Novia Lisma. Peran Keluarga dalam Meningkatkan Kesadaran Tentang Kesehatan Mental. Journal Innovation In Education, 2025, 3.1: 54-56.

SUWARDIMAN, Deni. Peran Penting Keluarga dalam Menjaga dan Merawat Individu yang Mengalami Gangguan Jiwa. Faletehan Health Journal, 2023, 10.02: 216-221.

Fitri, A., & Widodo, A. (2023). GAMBARAN PERAN KELUARGA DALAM MERAWAT ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ). Jurnal Kesehatan Tambusai, 4(2), 357-367.

Rini, F. & Ismail, S. (2020). Keluarga sebagai sumber dukungan emosional dalam menjaga kesehatan mental remaja. Jurnal Psikologi Keluarga, 7(2), 120-133.

Subrata, E. (2021). Pentingnya komunikasi efektif dalam keluarga untuk mendukung kesejahteraan mental. Jurnal Psikologi Klinis, 9(1), 45-59.

Subrata, E. (2022). Strategi mengelola konflik dalam keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan emosional. Jurnal Psikologi Keluarga, 9(1), 70-84.

Yuliana, D. (2020). Kegiatan spiritual dalam keluarga sebagai upaya meningkatkan ikatan emosional. Jurnal Psikologi Spiritual, 5(4), 156-170.

Wulandari, T. (2021). Keterlibatan orang tua dalam kehidupan anak dan dampaknya terhadap kesejahteraan emosional. Jurnal Psikologi Pendidikan, 8(3), 175-189.

10 Cara menguatkan karakter tokoh

▪️ Mengenai karakter tokoh :
Karakter tokoh dalam suatu cerita tentu menjadi point penting. Penulis harus pintar mengelola cerita untuk menimbulkan kesan yang mendalam dan masuk akal untuk pembaca.

Sebuah cerita dalam novel/cerpen dibangun oleh konflik. Konflik ini mengiring dari satu peristiwa ke peristiwa lain dan membentuk alur cerita.
Konflik yang mendorong dari satu masalah ke masalah lain dikarenakan adanya reaksi dari setiap tokoh terhadap konflik yang di hadapi tergantung pada karakter yang diciptakan penulis.

▪️ Apabila karakter tokoh diambil dari kisah nyata :
Penulis akan lebih mudah jika  mengambil karakter dari kisah nyata. Karena sifat, kebiasan, dll-nya sudah terbentuk tanpa harus membuatnya/membayangkannya dari nol. Namun karakter yang diambil dari kisah nyata seperti ini juga boleh diimbuhi sifat tambahan lainnya sesuai jalan cerita. Agar lebih mendapatkan feel.

▪️ Memperkuat karakter tokoh :
Memperkuat karakter tokoh harus lengkap dan nyata seperti manusia. Nyata seperti manusia gimana? Usia, gaya berpakaian, sikapnya, punya rasa seperti (senang, sedih, marah, dll), jenis kelamin, ujian dalam hidup, hal yang disukai/tidak disukai si tokoh, kebiasaan si tokoh yang bisa membuat kita ingat si tokoh tersebut.

Kalian juga bisa mempelajari dari ilmu psikolog yang membahas tipe-tipe kepribadian. Untuk apa? Agar kita lebih mengenal lagi sifat seperti itu (cuek, periang, dll) dan cara seperti apa yang dilakukan tokoh dalam menyelesaikan masalahnya. Bentuk reaksi tokoh akan memperkuat karakter tokoh dan plot cerita juga bisa tambah hidup & nyata.

▪️ Cara menguatkan karakter tokoh :

1. Sesuaikan karakter dengan cerita.
Maksudnya bagaimana? Misalnya kita hendak membuat cerita tentang broken home. Ya kita ambilnya sifat-sifat anak broken home. Seperti cuek, pendiam, dll. Bukan yang malah lemah lembut dan membentuk keluarga harmonis. Melenceng dong?

2. Buat pembeda antara tokoh 1, 2 dan lainnya.
Kadang ... meskipun sudah membuat karakter masing-masing setiap tokoh, bisa tertukar atau agak belok dari rencana awal. Lebih baik buat catatan kecil seputar data mengenai sifat si tokoh. Sebagai pengingat agar tidak melenceng dari rencana awal. Tapi jika bisa mengingat tanpa membuat note juga tidak apa-apa.

Cara bicara antara satu tokoh dengan tokoh lain sebisa mungkin juga dibuat beda. Jangan antara protagonis dan antagonis punya cara bicara yang sama. Misalnya sama-sama irit dalam berbicara dan jutek. Ya kurang jelas berbedaannya dan menyebabkan kita tidak mendapat feel untuk mengingat si tokoh tersebut.

3. Mencari referensi.
Tokoh dalam cerita tidak terdiri dari satu tokoh 'kan? Nah agar bisa membuat karakter yang hidup dan nyata kita bisa mencari referensinya. Seperti—dengan memerhatikan tingkah teman, sodara, keluarga, masyarakat, tokoh dalam film, dll. Sampai mantan sekalian juga boleh :')

4. Cari/gunakan yang unik.
Menggunakan sesuatu yang lain dari yang lain. Yang beda sehingga membuat pembaca bisa terkesan pada si tokoh lalu nge-feel, believable, dan berkesan lebih nyata juga mudah diingat. Dan tetap masuk akal sesuai plot cerita.

Yang seperti ini, sadar tidak sadar bisa diambil dari sekitar lho. Seperti tingkah teman kamu yang selalu meniup luka/lecet agar lekas sembuh. Ini bisa jadi kebiasaan uniknya.
#Kebiasaan aku niupin luka, kata mama biar lekas sembuh :v

5. Buat gambar visualnya.
Apabila kamu suka menggambat/melukis. Coba buat illustrasi tentang tokohmu (original character) agar semakin menarik dan berkesan. Manfaatkan kesukaan kamu untuk menunjang cerita.

6. Gambaran karakter dalam dialog.
Karakter seseorang dapat dikenali dari bagaimana dia berbicara/menanggapi suatu masalah. Apakah dia orang yang humble, jutek, blak-blakkan, dst. Lebih jelaskan lagi bagaimana penggambaran karakter dalam dialog.

7. Bayangkan dirimu adalah (si tokoh).
Dengan begitu kamu akan menulis dari hati dan menuangkan segala imajinasi yang mungkin bisa lebih menghasilkan feel. Jangan lupa untuk cintai tokoh kamu sendiri.

8. Pendeskripsian terhadap si tokoh.
Misalnya deskripsikan bagaimana fisiknya. Jika ingin menguatkan karakter si A contohnya. Jangan hanya bilang, "A itu cantik" coba lebih mendekat lagi agar pembaca bisa membayangkan visualisasi dari si A ini. Seperti, "A punya tinggi badan yang ideal, kulitnya putih, hidungnya yang mancung dan bibir ranumnya membuat wajah A semakin manis. Bla bla bla ...."

9. Pemilihan nama.
Ini juga berpengaruh. Nama yang kalian pilih bisa mencerminkan seperti apa karakter si tokoh. Apalagi jika menggunakan nama yang memiliki arti secara agama atau garis keturunan.

10. Mendalami si tokoh.
Ya, kamu harus kenal siapa (si tokoh) dalam ceritamu sendiri. Maksudnya? Tahu bagaiman hobinya, apa yang dia suka, cara bergaulnya, dan sejenisnya.

Semoga bermanfaat :)
Maaf apabila masih banyak salah dan kekurang, silakan beri masukkan ♥️

Alur (PLOT) : pengertian, unsur, dan jenis

Alur (PLOT) : Suatu rangkaian cerita dari awal sampai akhir. Struktur/rangkaian kejadian-kejadian dalam sebuah cerita yang disusun secara kronologis. Alur mengatur suatu tindakan dalam cerita agar berkaitan satu sama lain.

Menurut para ahli :
- Virgil Scoh (1966) mendefinisikan bahwa plot adalah prinsip yang isensial dalam cerita.

- Morjorie Boulton (1975) mendefinisikan plot sebagai  pengorganisasian dalam novel atau penentu struktur novel

- Dick Hartoko (1948) menyatakan bahwa plot sebagai alur cerita yang dibuat oleh pembaca yang berupa deretan peristiwa secara kronologis, saling berkaitan dan bersifat kausalitas sesuai dengan apa yang dialami pelaku cerita.

Unsur-unsur alur (PLOT) :
▪️ Pengenalan cerita.
Pengarang memperkenalkan tokoh utama, penataan adegan cerita dan hubungan antar tokoh yang terdapat di dalam sebuah cerita.

▪️ Awal konflik
Memunculkan bagian-bagian cerita yang dapat menimbulkan permasalahan.

▪️ Menuju konflik.
Meningkatkan masalah yang dialami oleh tokoh.

▪️ Konflik memuncak atau klimaks.
Puncak dari permasalahan yang dihadapi tokoh.
Cerita juga akan di hadapkan pada penentuan akhir yang akan dialami. Berhasil atau tidak, bahagia atau tidak, dll

▪️ Penyelesaian atau ending.
Akhir pada cerita, menjelaskan bagaimana nasib si tokoh dalam cerita tersebut. Baik atau tidak atau malah menggantung.

Jenis-jenis alur (PLOT) :
1. Alur Maju atau Progesif.
Peristiwanya ditampilkan secara kronologis, berurutan dari awal, tengah, sampai dengan akhir cerita.

Diawali dengan pengenalan yang terdiri dari pengenalan tokoh serta watak, latar tempat, waktu, dan latar belakang yang akan membangun cerita tersebut. Setelah pengenalan masalah akan muncul. Masalah berkembang atau meningkat dan menjadi rumit disebut sebagai klimaks. Kemudian menemukan solusi atas konflik yang dialami atau antiklimaks. Lalu masalah selesai.

Tahapan pengenalan → Tahapan kemunculan konflik → Tahapan konflik memuncak → Tahapan konflik menurun → Tahapan penyelesaian.

2. Alur Mundur atau Regresi.
Cerita yang dimulai dengan penyelesaian atau berkebalikan dengan alur maju. Dimulai dari tahapan yang kemudian berlanjut ke tahap antiklimaks, klimaks, kemunculan konflik, dan diakhiri dengan proses pengenalan. Biasanya dipakai pada cerita yang menggunakan setting waktu masa lampau atau kilas balik dalam hidup.

Penyelesaian → Konflik menurun atau antiklimaks → Konflik memuncak atau klimaks → Kemunculan konflik → Pengenalan.

3. Alur Campuran.
Diawali dengan klimaks pada cerita. Klimaks dipaparkan di awal cerita kemudian dimundurkan ke arah kuncinya. Kenapa? Agar pembaca paham asal mula dari konflik tersebut. Kemudian agar lebih paham, klimaks dimundurkan lagi ke pengenalan. Setelah itu baru ke antiklimaks dan selesai.

Klimaks atau puncak konflik → Kemunculan konflik → Pengenalan → Antiklimaks atau konflik menurun → Penyelesaian.

Semoga bermanfaat :)
Maaf apabila masih banyak salah dan kekurang, silakan beri masukkan ♥️

Teknik menulis SHOW Don't TELL : pengertian dan contoh

Teknik menulis show don't tell itu apa sih?

Teknik show don't tell adalah teknik menulis yang menunjukkan/mengajak pembaca masuk ke dalam cerita bukan hanya memberi tahu saja.

Hal ini biasanya yang diabaikan secara tidak sadar oleh para penulis pemula.

Penjelasannya begini :

Telling berarti kita hanya memaparkan dan si pembaca hanya tinggal membaca saja. Tidak ada interaksi antara pembaca dengan tulisan/cerita kita. Kalau seperti ini maka tidak akan terjadi kemistri dengan pembaca untuk meresapi cerita kita. Dan apa yang terjadi karena ini? Pembaca akan bosan, tidak tertarik, atau bahkan tidak melanjutkan membaca.

Sebaliknya dengan showing berarti kita melibatkan/mengajak pembaca. Kita menunjukkan dengan luwes sehingga pembaca dapat ikut membayangkan/merasakan apa yang dialami tokoh dalam cerita kita. Kalau begini maka pembaca akan meresapi apa yang mereka baca. Ini salah satu trick yang bagus agar pembaca setia dengan cerita kita. Karena yang seperti ini itu membuat nyaman, eak :)

️ C o n t o h :

▪️ narasi telling:
Pukul tujuh pagi aku terbangun. Kubuka jendela agar sinar masuk. Lalu, aku menuju ke dapur karena perutku rasanya lapar.

▪️ narasi showing:
Pagi ini, sinar mentari menerobos memasuki kamarku dari celah jendela. Dengan perasaan malas dan masih mengantuk aku merangkak turun dari ranjang. Tidak lupa aku juga membuka jendela dan menatap sesaat di luar sana, burung-burung ramai berkicau juga suara gesekan dari dedaunan. Tidak luput aku juga mendengar bunyi cacing yang berdemo di dalam perutku. Oh, aku baru ingat kalau aku belum makan sejak kemarin karena sibuk.

▪️ memperkenalkan tokoh dengan telling:
Valar itu cowok yang paling terkenal nakal di Bandung. Meskipun begitu tetap saja banyak cewek yang menyukainya karena dia tampan, tinggi, dan jago bermain basket. Dia juga merupakan anak dari pengusaha yang kaya raya.

▪️ memperkenalkan tokoh dengan showing:
Pemandangan ini ... para cewek yang mengerubungi Valar layaknya gula. Tapi aku tidak peduli. Dengan santai aku melintasi mereka dari tepian. Namun begitu melihatku, Valar melemparkan bola basket di tangannya ke arah salah satu temannya dan berlari kecil menghampiriku.

"Hai, Aerin," sapa Ketua Tim Basket itu seraya berjalan beriringan dengan langkah kakiku.

Aku tidak menyahut. Tidak peduli. Cuek, karena aku malas jika harus punya banyak haters hanya karena cowok ini.

Semoga bermanfaat :)
Maaf apabila masih banyak salah dan kekurang, silakan beri masukkan ♥️

Writers block : pengertian, 15 macam penyebab, dan cara mengatasi

Writer's block, biasanya musuh besar para penulis. Kenapa? Karena ....

Writer's block adalah keadaan di mana seorang penulis tidak dapat menuangkan segala idenya ke dalam tulisan. Yang maksudnya tidak bisa menuangkan idenya yaitu karena pikiran menjadi buntu, atau ide nggak mau keluar.

Jadi, writer's block ini membuat kita terhenti menulis atau gambaran sederhananya kena lampu merah.

Penyebab writer's block apa aja?
(+) cara mengatasinya.

▪️ 1. Apatis
Sifat apatis ini ditandai dengan mereka yang kesulitan untuk melamun atau tidak merasakan kreativitas. Mereka sering merasa bahwa tulisannya harus cocok dengan aturan-aturan kepenulisan yang ketat.

Atasi keadaan ini dengan merilekskan pikiran atau menyegarkan tubuh. Karena hal ini bisa terjadi dari tubuhmu yang kelelahan. Coba keluar dan jalan-jalan mencari udara segar atau istirahatkan badan.

▪️ 2. Menekankan sesuatu
Menekankan karya kamu sampai kebawa pikiran. Misal ingin karya kamu terbit, tapi belum selesai nulisnya. Jadi belum bisa kirim ke penerbit. Ya sudah rileks aja, jangan buru-buru sampai tanpa sadar menekan diri sendiri. Itu bisa bikin otak terlalu kerja keras dan hilang ide.

▪️ 3. Opini atau pendapat orang
Nggak perlu takut/khawatir soal opini/pendapat orang mengenai karya sendiri.

Jika (+) ya alhamdulilah.
Kalau (-) ya kamu harus intropeksi diri sama tulisan kamu. Apakah ada yang kurang? Salah? Atau kenapa ....

Jadikan itu motivasi buat kamu nulis yang lebih bagus lagi. Tunjukkan ke yang memberi pendapat bahwa kamu bisa membuat cerita yang bagus.

Tp kalau kritik (-) yang tidak membangun. Biarkan saja, jangan dimasukkan hati dan jangan biarkan hal itu mampu menjatuhkanmu. Harus siap mental.

▪️ 4. Ragu-ragu dan tidak percaya diri
Kenapa ragu-ragu? Kamu punya ide tapi nggak yakin sama ide kamu sendiri. Karna apa? Karena km terlalu mikirin opini orang soal karya kamu dan kurang percaya diri.

Kuncinya, kamu harus yakin dulu sama karya kamu itu. Melangkahlah untuk mencoba atau stak dan diam tanpa pengalaman apa-apa.

Alih-alih khawatir dengan tulisanmu, kamu mendingan mengasah kemampuan menulismu agar lebih baik lagi. Menulis bukan hanya tentang merangkai kata, tetapi merupakan seni yang juga didukung oleh teknik, seperti memahami struktur kalimat yang efektif dan pemilihan diksi kata.

▪️ 5. Mood yang buruk / badmood
Kalau perasaan lagi nggak enak pasti sulit rasanya untuk nulis cerita. Misal temanya sebuah kebahagiaan. Eh hati kamu lagi sedih, kesel, dan perasaan sejenisnya. Mungkin dipaksa menulis akan tetap bisa namun nanti jatuhnya cerita kurang dapat feel-nya, nggak ngena di perasaan.

Lebih baik tenangkan pikiran dulu, tunggu sampai mood membaik barulah mulai menulis lagi. Agar ceritamu tidak OOT/melenceng dari tema yang sudah direncanakan.

▪️ 6. Mager / malas menulis
Mager atau malas tidak hanya membuat kita terkena writer's block, tapi juga hal-hal lainnya. Bersih-bersih rumah, belajar, mandi, dll juga dihambat oleh rasa malas.

Bagaimana agar tidak malas?
Coba kamu motivasi diri kamu sendiri, ingat lagi apa tujuan atau goal yang ingin kamu capai. Atau kamu buat jadwal menulismu sendiri, seperti plan/mind map. Di waktu-waktu kapan saja kamu menulis agar konsisten dan tidak dikalahkan rasa malas.

▪️ 7. Banyak pikiran dan tidak fokus
Ketika masalah tengah menumpuk pasti akan menyebabkan banyak pikiran, di mana kita akan memikirkan banyak hal yang bercabang sehingga ide untuk menulis terbengkalai.

Bagaimana agar tidak banyak pikiran?
Setiap orang punya caranya masing-masih untuk merefresh otak. Saran dariku, lebih baik kurangi kecemasan atau selesaikan masalh yang tengah kamu hadapi itu, jangan lari agar tidak menjadi pikiran. Action menyelesaikan bukan hanya diam mencari-cari teori yang tidak menyelesaikan apa pun.

Kemudian tidak fokus. Tidak fokus bisa disebabkan oleh banyak hal. Agar kamu dapat menulis dengan fokus. Carilah tempat yang paling nyaman menurutmu untuk menulis. Jika perlu matikan handphone dan non-aktifkan sosmed agar tidak mengganggu. Jadi pikiran kamu dapat fokus terhadap apa yang ingin kamu tulis.

▪️ 8. Banyak ide / ide yang menumpuk
Tidak hanya kurang ide yang dapat membuatmu terhenti menulis, jika kebanyakkan pun bisa. Gambarannya seperti obat, apabila kurang sakitnya tidak sempuh, namun jika kebanyakan atau over dosis malah tambah sakit.

Ya terus gimana?
Coba tulis saja secara singkat, atau dalam satu dua tiga kalimat inti dari ide yang muncul di kepala kamu. Tulia di memo/apa pun itu. Tidak apa-apa secara acak dan tidak beraturan. Nanti adegan atau ide itu bisa di masukkan ke dalam cerita apabila sesuai.

▪️ 9. Tidak ada arah
Tidak ada arah itu maksudnya tidak pakai kerangka, sinopsis keseluruhan, atau patokan-patokan jalannya ceritamu yang mau dibawa ke mana.

Mau menulis secara langsung pada ide yang mengalir atau membuat kerangka terlebih dahulu sebenarnya sama saja. Hanya saja, jika membuat kerangka terlebih dahulu akan lebih memudahkan kamu untuk tidak terhenti ditengah jalan ceritamu, karena kamu sudah punya arah atau patokan dari kerangka yang kamu buat.

▪️ 10. Kurang membaca
Menulis juga perlu membaca lho. Untuk? Menambah kosa kata agar ketika kamu menulis tidak hanya menggunakan kata yang itu-itu saja. Tapi banyak macamnya, caranya ya dari membaca. Juga untuk menambah wawasan agar ceritamu bernilai.

▪️ 11. Perfeksionis
Khawatir tulisan nggak bagus, malah jadi nggak nulis dan ide akhirnya kebuang? Atau bolak-balik nulis lalu dihapus karena merasa tidak bagus? Jangan dong!

Remember, di dunia ini tidak ada yang sempurna kecuali Allah Swt. Kamu jangan menuntun tulisan kamu untuk sempurna dan dikagumi banyak orang, tapi tuliskan sebaik yang kamu bisa. Penulis terkenal pun pasti akan ada saja kekurangannya meski hanya sekecil biji kacang, tidak semua-mua akan suka padanya.

▪️ 12. Minder atau iri
Minder karena melihat karya orang lain yang menurut kamu lebih baik dari punya kamu. Lalu iri dan mungkin bisa saja ada rasa kesal. Ini memicu kamu untuk malas menulis dan ide akan terbengkalai.

Apabila iri, irilah di jalan yang baik. Dari iri itu kamu harusnya termotivasi untuk berkarya dan berkarya lagi juga diimbangi belajar agar tulisanmu bagus dan rapih.

▪️ 13. Kesibukan
Kegiatan atau aktivitas yang padat dunia nyata juga bisa memengaruhi. Karena fokus pada kesibukan itu maka kamu tidak sempat/tidak bisa meluangkan waktu untuk menulis sehingga idemu hilang atau mood menulismu berukuran.

▪️ 14. Kesehatan
Kesehatan adalah hal penting yang mahal harganya. Apabila kamu tidak menjaga kesehatan maka akan menghambat aktivitas menulis juga apapun. Lama tidak menulis bisa membuat ide-ide kita lebur.

▪️ 15. Masalah kehidupan / masalah pribadi
Hal ini sungguh sangat berpengaruh. Jelas dan tidak perlu dijelaskan :v
Namun hal ini kadang bisa dimanfaatkan untuk menimbulkan ide tentang cerita kehidupan yang membuat cerita semakin terasa hidup/nyata.

Sekian ....
Hmm banyak juga ya ada 15 dan pastinya akan ada pendapat-pendapat lain di luar sana. Sebanyak itu penyebabnya.

So, semangat menulis! Jangan sampai padam! Salam literasi!

Semoga bermanfaat :)
Maaf apabila masih banyak salah dan kekurang, silakan beri masukkan ♥️

PUEBI : Apostrof

PUEBI : pedoman umum ejaan bahasa Indonesia
- tanda baca penyingkat atau apostrof (')

Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu.

Misalnya:
- Dia 'kan kusurati. ('kan = akan)
- Mereka sudah datang, 'kan? ('kan = bukan)
- Malam 'lah tiba. ('lah = telah)
5-2-'13 ('13 = 2013)

Biasanya sering dijumpai pada syair, sajak puisi, lagu, quotes, dan lain-lain untuk memperindah tiap kata/kalimatnya.

Semoga bermanfaat :)
Maaf apabila masih banyak salah dan kekurang, silakan beri masukkan ♥️

PUISI AKROSTIK ↪️pengertian, contoh, dan cara/langkah-langkah membuatnya

Puisi Akrostik adalah salah satu jenis atau bentuk puisi yang sajaknya disusun untuk mendeskripsikan sesuatu hal atau topik tertentu, puisi ini biasanya memiliki huruf-huruf diawal kalimat setiap barisnya yang menyusun sebuah atau beberapa kata secara vertikal.

Apabila huruf awal pada baris tiap puisi akrostik dibaca secara vertikal maka akan membentuk suatu kalimat/kata/gagasan tertentu yang nantinya akan berhubungan pada isi dalam tiap bait puisinya.

Pemilihan kata yang akan dijadikan huruf awalan dalam puisi akrostik ini termasuk bebas, penulis dapat menentukan sendiri berapa kata yang akan dipakai untuk dijadikan huruf awalan. Begitu juga dengan rimanya, bebas.

Contoh puisi akrostik :
By. Kitaraindah.blogspot.com

Suasana Hati

Sudah lama kurasakan ini
Ungkapan kata yang tak tersampaikan
Akan kupendam sementara didalam hati
Sebagai bumbu rindu dikala bertemu
Angan membayangkan hari itu
Nira yang manis itulah perasaanku
Angin berhembus membawa salamku

Hingga hari ini perasaanku masih sama
Akan kujaga hingga hari itu tiba
Tiada lagi sedih gundah gulana
Inginku tercapai dan akan kujaga

▪️ Puisi akrostik di atas memiliki dua kata vertikal yang dijadikan sebagai huruf awalan di setiap barisnya, untuk isinya sendiri penulis memaparkan tentang judul puisi (suasana hati).

Langkah-langkah membuat puisi akrostik :

▪️ 1. Tentukan tema. Topik apa yang akan menjadi sorotan utama dalam puisi itu. Setelah itu buatlah/carilah kalimat untuk mengawalinya. Kata/kalimat yang akan kamu pilih sebagai awalan akan menentukan panjang dari puisi akrostik. Gunakan bebas, bisa satu/dua/lebih kata untuk membuat awala.

Misal :
- Tema persahabatan
- Kata yang mengawalinya, contoh dengan dua kata↪️ (teman terbaik) lalu buatlah seperti ini ;

T
E
M
A
N

T
E
R
B
A
I
K

▪️ 2. Sesuaikan dengan huruf pada setiap awalan, kata yang berikutnya harus berkaitan pada huruf di setiap awalan. Saran, gunakanlah majas simile dan metafora karena keterbatasan puisi ini di sarankan untuk menggunakan kata yang lebih efektif.

▪️ 3. Revisi dan baca ulang. Sudah sesuaikah diksi yang kamu pilih? Sudah bagus atau belum kalimat yang kau susun itu? Nyambung atau tidak antara bait dan baitnya atau baris per barisnya?

Setelah yakin, puisimu t'lah selesai XD

Semoga bermanfaat :)
Maaf apabila masih banyak salah dan kekurang, silakan beri masukkan ♥️

Peran Keluarga dalam Menjaga Kesehatan Jiwa Anggota Keluarganya.

A. PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa merupakan aspek penting yang berkontribusi pada kesejahteraan dan kualitas hidup seseorang. Menurut Organisas...