▪️ Mengenai karakter tokoh :
Karakter tokoh dalam suatu cerita tentu menjadi point penting. Penulis harus pintar mengelola cerita untuk menimbulkan kesan yang mendalam dan masuk akal untuk pembaca.
Sebuah cerita dalam novel/cerpen dibangun oleh konflik. Konflik ini mengiring dari satu peristiwa ke peristiwa lain dan membentuk alur cerita.
Konflik yang mendorong dari satu masalah ke masalah lain dikarenakan adanya reaksi dari setiap tokoh terhadap konflik yang di hadapi tergantung pada karakter yang diciptakan penulis.
▪️ Apabila karakter tokoh diambil dari kisah nyata :
Penulis akan lebih mudah jika mengambil karakter dari kisah nyata. Karena sifat, kebiasan, dll-nya sudah terbentuk tanpa harus membuatnya/membayangkannya dari nol. Namun karakter yang diambil dari kisah nyata seperti ini juga boleh diimbuhi sifat tambahan lainnya sesuai jalan cerita. Agar lebih mendapatkan feel.
▪️ Memperkuat karakter tokoh :
Memperkuat karakter tokoh harus lengkap dan nyata seperti manusia. Nyata seperti manusia gimana? Usia, gaya berpakaian, sikapnya, punya rasa seperti (senang, sedih, marah, dll), jenis kelamin, ujian dalam hidup, hal yang disukai/tidak disukai si tokoh, kebiasaan si tokoh yang bisa membuat kita ingat si tokoh tersebut.
Kalian juga bisa mempelajari dari ilmu psikolog yang membahas tipe-tipe kepribadian. Untuk apa? Agar kita lebih mengenal lagi sifat seperti itu (cuek, periang, dll) dan cara seperti apa yang dilakukan tokoh dalam menyelesaikan masalahnya. Bentuk reaksi tokoh akan memperkuat karakter tokoh dan plot cerita juga bisa tambah hidup & nyata.
▪️ Cara menguatkan karakter tokoh :
1. Sesuaikan karakter dengan cerita.
Maksudnya bagaimana? Misalnya kita hendak membuat cerita tentang broken home. Ya kita ambilnya sifat-sifat anak broken home. Seperti cuek, pendiam, dll. Bukan yang malah lemah lembut dan membentuk keluarga harmonis. Melenceng dong?
2. Buat pembeda antara tokoh 1, 2 dan lainnya.
Kadang ... meskipun sudah membuat karakter masing-masing setiap tokoh, bisa tertukar atau agak belok dari rencana awal. Lebih baik buat catatan kecil seputar data mengenai sifat si tokoh. Sebagai pengingat agar tidak melenceng dari rencana awal. Tapi jika bisa mengingat tanpa membuat note juga tidak apa-apa.
Cara bicara antara satu tokoh dengan tokoh lain sebisa mungkin juga dibuat beda. Jangan antara protagonis dan antagonis punya cara bicara yang sama. Misalnya sama-sama irit dalam berbicara dan jutek. Ya kurang jelas berbedaannya dan menyebabkan kita tidak mendapat feel untuk mengingat si tokoh tersebut.
3. Mencari referensi.
Tokoh dalam cerita tidak terdiri dari satu tokoh 'kan? Nah agar bisa membuat karakter yang hidup dan nyata kita bisa mencari referensinya. Seperti—dengan memerhatikan tingkah teman, sodara, keluarga, masyarakat, tokoh dalam film, dll. Sampai mantan sekalian juga boleh :')
4. Cari/gunakan yang unik.
Menggunakan sesuatu yang lain dari yang lain. Yang beda sehingga membuat pembaca bisa terkesan pada si tokoh lalu nge-feel, believable, dan berkesan lebih nyata juga mudah diingat. Dan tetap masuk akal sesuai plot cerita.
Yang seperti ini, sadar tidak sadar bisa diambil dari sekitar lho. Seperti tingkah teman kamu yang selalu meniup luka/lecet agar lekas sembuh. Ini bisa jadi kebiasaan uniknya.
#Kebiasaan aku niupin luka, kata mama biar lekas sembuh :v
5. Buat gambar visualnya.
Apabila kamu suka menggambat/melukis. Coba buat illustrasi tentang tokohmu (original character) agar semakin menarik dan berkesan. Manfaatkan kesukaan kamu untuk menunjang cerita.
6. Gambaran karakter dalam dialog.
Karakter seseorang dapat dikenali dari bagaimana dia berbicara/menanggapi suatu masalah. Apakah dia orang yang humble, jutek, blak-blakkan, dst. Lebih jelaskan lagi bagaimana penggambaran karakter dalam dialog.
7. Bayangkan dirimu adalah (si tokoh).
Dengan begitu kamu akan menulis dari hati dan menuangkan segala imajinasi yang mungkin bisa lebih menghasilkan feel. Jangan lupa untuk cintai tokoh kamu sendiri.
8. Pendeskripsian terhadap si tokoh.
Misalnya deskripsikan bagaimana fisiknya. Jika ingin menguatkan karakter si A contohnya. Jangan hanya bilang, "A itu cantik" coba lebih mendekat lagi agar pembaca bisa membayangkan visualisasi dari si A ini. Seperti, "A punya tinggi badan yang ideal, kulitnya putih, hidungnya yang mancung dan bibir ranumnya membuat wajah A semakin manis. Bla bla bla ...."
9. Pemilihan nama.
Ini juga berpengaruh. Nama yang kalian pilih bisa mencerminkan seperti apa karakter si tokoh. Apalagi jika menggunakan nama yang memiliki arti secara agama atau garis keturunan.
10. Mendalami si tokoh.
Ya, kamu harus kenal siapa (si tokoh) dalam ceritamu sendiri. Maksudnya? Tahu bagaiman hobinya, apa yang dia suka, cara bergaulnya, dan sejenisnya.
Semoga bermanfaat :)
Maaf apabila masih banyak salah dan kekurang, silakan beri masukkan ♥️
Tidak ada komentar:
Posting Komentar