10 Cara menguatkan karakter tokoh

▪️ Mengenai karakter tokoh :
Karakter tokoh dalam suatu cerita tentu menjadi point penting. Penulis harus pintar mengelola cerita untuk menimbulkan kesan yang mendalam dan masuk akal untuk pembaca.

Sebuah cerita dalam novel/cerpen dibangun oleh konflik. Konflik ini mengiring dari satu peristiwa ke peristiwa lain dan membentuk alur cerita.
Konflik yang mendorong dari satu masalah ke masalah lain dikarenakan adanya reaksi dari setiap tokoh terhadap konflik yang di hadapi tergantung pada karakter yang diciptakan penulis.

▪️ Apabila karakter tokoh diambil dari kisah nyata :
Penulis akan lebih mudah jika  mengambil karakter dari kisah nyata. Karena sifat, kebiasan, dll-nya sudah terbentuk tanpa harus membuatnya/membayangkannya dari nol. Namun karakter yang diambil dari kisah nyata seperti ini juga boleh diimbuhi sifat tambahan lainnya sesuai jalan cerita. Agar lebih mendapatkan feel.

▪️ Memperkuat karakter tokoh :
Memperkuat karakter tokoh harus lengkap dan nyata seperti manusia. Nyata seperti manusia gimana? Usia, gaya berpakaian, sikapnya, punya rasa seperti (senang, sedih, marah, dll), jenis kelamin, ujian dalam hidup, hal yang disukai/tidak disukai si tokoh, kebiasaan si tokoh yang bisa membuat kita ingat si tokoh tersebut.

Kalian juga bisa mempelajari dari ilmu psikolog yang membahas tipe-tipe kepribadian. Untuk apa? Agar kita lebih mengenal lagi sifat seperti itu (cuek, periang, dll) dan cara seperti apa yang dilakukan tokoh dalam menyelesaikan masalahnya. Bentuk reaksi tokoh akan memperkuat karakter tokoh dan plot cerita juga bisa tambah hidup & nyata.

▪️ Cara menguatkan karakter tokoh :

1. Sesuaikan karakter dengan cerita.
Maksudnya bagaimana? Misalnya kita hendak membuat cerita tentang broken home. Ya kita ambilnya sifat-sifat anak broken home. Seperti cuek, pendiam, dll. Bukan yang malah lemah lembut dan membentuk keluarga harmonis. Melenceng dong?

2. Buat pembeda antara tokoh 1, 2 dan lainnya.
Kadang ... meskipun sudah membuat karakter masing-masing setiap tokoh, bisa tertukar atau agak belok dari rencana awal. Lebih baik buat catatan kecil seputar data mengenai sifat si tokoh. Sebagai pengingat agar tidak melenceng dari rencana awal. Tapi jika bisa mengingat tanpa membuat note juga tidak apa-apa.

Cara bicara antara satu tokoh dengan tokoh lain sebisa mungkin juga dibuat beda. Jangan antara protagonis dan antagonis punya cara bicara yang sama. Misalnya sama-sama irit dalam berbicara dan jutek. Ya kurang jelas berbedaannya dan menyebabkan kita tidak mendapat feel untuk mengingat si tokoh tersebut.

3. Mencari referensi.
Tokoh dalam cerita tidak terdiri dari satu tokoh 'kan? Nah agar bisa membuat karakter yang hidup dan nyata kita bisa mencari referensinya. Seperti—dengan memerhatikan tingkah teman, sodara, keluarga, masyarakat, tokoh dalam film, dll. Sampai mantan sekalian juga boleh :')

4. Cari/gunakan yang unik.
Menggunakan sesuatu yang lain dari yang lain. Yang beda sehingga membuat pembaca bisa terkesan pada si tokoh lalu nge-feel, believable, dan berkesan lebih nyata juga mudah diingat. Dan tetap masuk akal sesuai plot cerita.

Yang seperti ini, sadar tidak sadar bisa diambil dari sekitar lho. Seperti tingkah teman kamu yang selalu meniup luka/lecet agar lekas sembuh. Ini bisa jadi kebiasaan uniknya.
#Kebiasaan aku niupin luka, kata mama biar lekas sembuh :v

5. Buat gambar visualnya.
Apabila kamu suka menggambat/melukis. Coba buat illustrasi tentang tokohmu (original character) agar semakin menarik dan berkesan. Manfaatkan kesukaan kamu untuk menunjang cerita.

6. Gambaran karakter dalam dialog.
Karakter seseorang dapat dikenali dari bagaimana dia berbicara/menanggapi suatu masalah. Apakah dia orang yang humble, jutek, blak-blakkan, dst. Lebih jelaskan lagi bagaimana penggambaran karakter dalam dialog.

7. Bayangkan dirimu adalah (si tokoh).
Dengan begitu kamu akan menulis dari hati dan menuangkan segala imajinasi yang mungkin bisa lebih menghasilkan feel. Jangan lupa untuk cintai tokoh kamu sendiri.

8. Pendeskripsian terhadap si tokoh.
Misalnya deskripsikan bagaimana fisiknya. Jika ingin menguatkan karakter si A contohnya. Jangan hanya bilang, "A itu cantik" coba lebih mendekat lagi agar pembaca bisa membayangkan visualisasi dari si A ini. Seperti, "A punya tinggi badan yang ideal, kulitnya putih, hidungnya yang mancung dan bibir ranumnya membuat wajah A semakin manis. Bla bla bla ...."

9. Pemilihan nama.
Ini juga berpengaruh. Nama yang kalian pilih bisa mencerminkan seperti apa karakter si tokoh. Apalagi jika menggunakan nama yang memiliki arti secara agama atau garis keturunan.

10. Mendalami si tokoh.
Ya, kamu harus kenal siapa (si tokoh) dalam ceritamu sendiri. Maksudnya? Tahu bagaiman hobinya, apa yang dia suka, cara bergaulnya, dan sejenisnya.

Semoga bermanfaat :)
Maaf apabila masih banyak salah dan kekurang, silakan beri masukkan ♥️

Alur (PLOT) : pengertian, unsur, dan jenis

Alur (PLOT) : Suatu rangkaian cerita dari awal sampai akhir. Struktur/rangkaian kejadian-kejadian dalam sebuah cerita yang disusun secara kronologis. Alur mengatur suatu tindakan dalam cerita agar berkaitan satu sama lain.

Menurut para ahli :
- Virgil Scoh (1966) mendefinisikan bahwa plot adalah prinsip yang isensial dalam cerita.

- Morjorie Boulton (1975) mendefinisikan plot sebagai  pengorganisasian dalam novel atau penentu struktur novel

- Dick Hartoko (1948) menyatakan bahwa plot sebagai alur cerita yang dibuat oleh pembaca yang berupa deretan peristiwa secara kronologis, saling berkaitan dan bersifat kausalitas sesuai dengan apa yang dialami pelaku cerita.

Unsur-unsur alur (PLOT) :
▪️ Pengenalan cerita.
Pengarang memperkenalkan tokoh utama, penataan adegan cerita dan hubungan antar tokoh yang terdapat di dalam sebuah cerita.

▪️ Awal konflik
Memunculkan bagian-bagian cerita yang dapat menimbulkan permasalahan.

▪️ Menuju konflik.
Meningkatkan masalah yang dialami oleh tokoh.

▪️ Konflik memuncak atau klimaks.
Puncak dari permasalahan yang dihadapi tokoh.
Cerita juga akan di hadapkan pada penentuan akhir yang akan dialami. Berhasil atau tidak, bahagia atau tidak, dll

▪️ Penyelesaian atau ending.
Akhir pada cerita, menjelaskan bagaimana nasib si tokoh dalam cerita tersebut. Baik atau tidak atau malah menggantung.

Jenis-jenis alur (PLOT) :
1. Alur Maju atau Progesif.
Peristiwanya ditampilkan secara kronologis, berurutan dari awal, tengah, sampai dengan akhir cerita.

Diawali dengan pengenalan yang terdiri dari pengenalan tokoh serta watak, latar tempat, waktu, dan latar belakang yang akan membangun cerita tersebut. Setelah pengenalan masalah akan muncul. Masalah berkembang atau meningkat dan menjadi rumit disebut sebagai klimaks. Kemudian menemukan solusi atas konflik yang dialami atau antiklimaks. Lalu masalah selesai.

Tahapan pengenalan → Tahapan kemunculan konflik → Tahapan konflik memuncak → Tahapan konflik menurun → Tahapan penyelesaian.

2. Alur Mundur atau Regresi.
Cerita yang dimulai dengan penyelesaian atau berkebalikan dengan alur maju. Dimulai dari tahapan yang kemudian berlanjut ke tahap antiklimaks, klimaks, kemunculan konflik, dan diakhiri dengan proses pengenalan. Biasanya dipakai pada cerita yang menggunakan setting waktu masa lampau atau kilas balik dalam hidup.

Penyelesaian → Konflik menurun atau antiklimaks → Konflik memuncak atau klimaks → Kemunculan konflik → Pengenalan.

3. Alur Campuran.
Diawali dengan klimaks pada cerita. Klimaks dipaparkan di awal cerita kemudian dimundurkan ke arah kuncinya. Kenapa? Agar pembaca paham asal mula dari konflik tersebut. Kemudian agar lebih paham, klimaks dimundurkan lagi ke pengenalan. Setelah itu baru ke antiklimaks dan selesai.

Klimaks atau puncak konflik → Kemunculan konflik → Pengenalan → Antiklimaks atau konflik menurun → Penyelesaian.

Semoga bermanfaat :)
Maaf apabila masih banyak salah dan kekurang, silakan beri masukkan ♥️

Teknik menulis SHOW Don't TELL : pengertian dan contoh

Teknik menulis show don't tell itu apa sih?

Teknik show don't tell adalah teknik menulis yang menunjukkan/mengajak pembaca masuk ke dalam cerita bukan hanya memberi tahu saja.

Hal ini biasanya yang diabaikan secara tidak sadar oleh para penulis pemula.

Penjelasannya begini :

Telling berarti kita hanya memaparkan dan si pembaca hanya tinggal membaca saja. Tidak ada interaksi antara pembaca dengan tulisan/cerita kita. Kalau seperti ini maka tidak akan terjadi kemistri dengan pembaca untuk meresapi cerita kita. Dan apa yang terjadi karena ini? Pembaca akan bosan, tidak tertarik, atau bahkan tidak melanjutkan membaca.

Sebaliknya dengan showing berarti kita melibatkan/mengajak pembaca. Kita menunjukkan dengan luwes sehingga pembaca dapat ikut membayangkan/merasakan apa yang dialami tokoh dalam cerita kita. Kalau begini maka pembaca akan meresapi apa yang mereka baca. Ini salah satu trick yang bagus agar pembaca setia dengan cerita kita. Karena yang seperti ini itu membuat nyaman, eak :)

️ C o n t o h :

▪️ narasi telling:
Pukul tujuh pagi aku terbangun. Kubuka jendela agar sinar masuk. Lalu, aku menuju ke dapur karena perutku rasanya lapar.

▪️ narasi showing:
Pagi ini, sinar mentari menerobos memasuki kamarku dari celah jendela. Dengan perasaan malas dan masih mengantuk aku merangkak turun dari ranjang. Tidak lupa aku juga membuka jendela dan menatap sesaat di luar sana, burung-burung ramai berkicau juga suara gesekan dari dedaunan. Tidak luput aku juga mendengar bunyi cacing yang berdemo di dalam perutku. Oh, aku baru ingat kalau aku belum makan sejak kemarin karena sibuk.

▪️ memperkenalkan tokoh dengan telling:
Valar itu cowok yang paling terkenal nakal di Bandung. Meskipun begitu tetap saja banyak cewek yang menyukainya karena dia tampan, tinggi, dan jago bermain basket. Dia juga merupakan anak dari pengusaha yang kaya raya.

▪️ memperkenalkan tokoh dengan showing:
Pemandangan ini ... para cewek yang mengerubungi Valar layaknya gula. Tapi aku tidak peduli. Dengan santai aku melintasi mereka dari tepian. Namun begitu melihatku, Valar melemparkan bola basket di tangannya ke arah salah satu temannya dan berlari kecil menghampiriku.

"Hai, Aerin," sapa Ketua Tim Basket itu seraya berjalan beriringan dengan langkah kakiku.

Aku tidak menyahut. Tidak peduli. Cuek, karena aku malas jika harus punya banyak haters hanya karena cowok ini.

Semoga bermanfaat :)
Maaf apabila masih banyak salah dan kekurang, silakan beri masukkan ♥️

Writers block : pengertian, 15 macam penyebab, dan cara mengatasi

Writer's block, biasanya musuh besar para penulis. Kenapa? Karena ....

Writer's block adalah keadaan di mana seorang penulis tidak dapat menuangkan segala idenya ke dalam tulisan. Yang maksudnya tidak bisa menuangkan idenya yaitu karena pikiran menjadi buntu, atau ide nggak mau keluar.

Jadi, writer's block ini membuat kita terhenti menulis atau gambaran sederhananya kena lampu merah.

Penyebab writer's block apa aja?
(+) cara mengatasinya.

▪️ 1. Apatis
Sifat apatis ini ditandai dengan mereka yang kesulitan untuk melamun atau tidak merasakan kreativitas. Mereka sering merasa bahwa tulisannya harus cocok dengan aturan-aturan kepenulisan yang ketat.

Atasi keadaan ini dengan merilekskan pikiran atau menyegarkan tubuh. Karena hal ini bisa terjadi dari tubuhmu yang kelelahan. Coba keluar dan jalan-jalan mencari udara segar atau istirahatkan badan.

▪️ 2. Menekankan sesuatu
Menekankan karya kamu sampai kebawa pikiran. Misal ingin karya kamu terbit, tapi belum selesai nulisnya. Jadi belum bisa kirim ke penerbit. Ya sudah rileks aja, jangan buru-buru sampai tanpa sadar menekan diri sendiri. Itu bisa bikin otak terlalu kerja keras dan hilang ide.

▪️ 3. Opini atau pendapat orang
Nggak perlu takut/khawatir soal opini/pendapat orang mengenai karya sendiri.

Jika (+) ya alhamdulilah.
Kalau (-) ya kamu harus intropeksi diri sama tulisan kamu. Apakah ada yang kurang? Salah? Atau kenapa ....

Jadikan itu motivasi buat kamu nulis yang lebih bagus lagi. Tunjukkan ke yang memberi pendapat bahwa kamu bisa membuat cerita yang bagus.

Tp kalau kritik (-) yang tidak membangun. Biarkan saja, jangan dimasukkan hati dan jangan biarkan hal itu mampu menjatuhkanmu. Harus siap mental.

▪️ 4. Ragu-ragu dan tidak percaya diri
Kenapa ragu-ragu? Kamu punya ide tapi nggak yakin sama ide kamu sendiri. Karna apa? Karena km terlalu mikirin opini orang soal karya kamu dan kurang percaya diri.

Kuncinya, kamu harus yakin dulu sama karya kamu itu. Melangkahlah untuk mencoba atau stak dan diam tanpa pengalaman apa-apa.

Alih-alih khawatir dengan tulisanmu, kamu mendingan mengasah kemampuan menulismu agar lebih baik lagi. Menulis bukan hanya tentang merangkai kata, tetapi merupakan seni yang juga didukung oleh teknik, seperti memahami struktur kalimat yang efektif dan pemilihan diksi kata.

▪️ 5. Mood yang buruk / badmood
Kalau perasaan lagi nggak enak pasti sulit rasanya untuk nulis cerita. Misal temanya sebuah kebahagiaan. Eh hati kamu lagi sedih, kesel, dan perasaan sejenisnya. Mungkin dipaksa menulis akan tetap bisa namun nanti jatuhnya cerita kurang dapat feel-nya, nggak ngena di perasaan.

Lebih baik tenangkan pikiran dulu, tunggu sampai mood membaik barulah mulai menulis lagi. Agar ceritamu tidak OOT/melenceng dari tema yang sudah direncanakan.

▪️ 6. Mager / malas menulis
Mager atau malas tidak hanya membuat kita terkena writer's block, tapi juga hal-hal lainnya. Bersih-bersih rumah, belajar, mandi, dll juga dihambat oleh rasa malas.

Bagaimana agar tidak malas?
Coba kamu motivasi diri kamu sendiri, ingat lagi apa tujuan atau goal yang ingin kamu capai. Atau kamu buat jadwal menulismu sendiri, seperti plan/mind map. Di waktu-waktu kapan saja kamu menulis agar konsisten dan tidak dikalahkan rasa malas.

▪️ 7. Banyak pikiran dan tidak fokus
Ketika masalah tengah menumpuk pasti akan menyebabkan banyak pikiran, di mana kita akan memikirkan banyak hal yang bercabang sehingga ide untuk menulis terbengkalai.

Bagaimana agar tidak banyak pikiran?
Setiap orang punya caranya masing-masih untuk merefresh otak. Saran dariku, lebih baik kurangi kecemasan atau selesaikan masalh yang tengah kamu hadapi itu, jangan lari agar tidak menjadi pikiran. Action menyelesaikan bukan hanya diam mencari-cari teori yang tidak menyelesaikan apa pun.

Kemudian tidak fokus. Tidak fokus bisa disebabkan oleh banyak hal. Agar kamu dapat menulis dengan fokus. Carilah tempat yang paling nyaman menurutmu untuk menulis. Jika perlu matikan handphone dan non-aktifkan sosmed agar tidak mengganggu. Jadi pikiran kamu dapat fokus terhadap apa yang ingin kamu tulis.

▪️ 8. Banyak ide / ide yang menumpuk
Tidak hanya kurang ide yang dapat membuatmu terhenti menulis, jika kebanyakkan pun bisa. Gambarannya seperti obat, apabila kurang sakitnya tidak sempuh, namun jika kebanyakan atau over dosis malah tambah sakit.

Ya terus gimana?
Coba tulis saja secara singkat, atau dalam satu dua tiga kalimat inti dari ide yang muncul di kepala kamu. Tulia di memo/apa pun itu. Tidak apa-apa secara acak dan tidak beraturan. Nanti adegan atau ide itu bisa di masukkan ke dalam cerita apabila sesuai.

▪️ 9. Tidak ada arah
Tidak ada arah itu maksudnya tidak pakai kerangka, sinopsis keseluruhan, atau patokan-patokan jalannya ceritamu yang mau dibawa ke mana.

Mau menulis secara langsung pada ide yang mengalir atau membuat kerangka terlebih dahulu sebenarnya sama saja. Hanya saja, jika membuat kerangka terlebih dahulu akan lebih memudahkan kamu untuk tidak terhenti ditengah jalan ceritamu, karena kamu sudah punya arah atau patokan dari kerangka yang kamu buat.

▪️ 10. Kurang membaca
Menulis juga perlu membaca lho. Untuk? Menambah kosa kata agar ketika kamu menulis tidak hanya menggunakan kata yang itu-itu saja. Tapi banyak macamnya, caranya ya dari membaca. Juga untuk menambah wawasan agar ceritamu bernilai.

▪️ 11. Perfeksionis
Khawatir tulisan nggak bagus, malah jadi nggak nulis dan ide akhirnya kebuang? Atau bolak-balik nulis lalu dihapus karena merasa tidak bagus? Jangan dong!

Remember, di dunia ini tidak ada yang sempurna kecuali Allah Swt. Kamu jangan menuntun tulisan kamu untuk sempurna dan dikagumi banyak orang, tapi tuliskan sebaik yang kamu bisa. Penulis terkenal pun pasti akan ada saja kekurangannya meski hanya sekecil biji kacang, tidak semua-mua akan suka padanya.

▪️ 12. Minder atau iri
Minder karena melihat karya orang lain yang menurut kamu lebih baik dari punya kamu. Lalu iri dan mungkin bisa saja ada rasa kesal. Ini memicu kamu untuk malas menulis dan ide akan terbengkalai.

Apabila iri, irilah di jalan yang baik. Dari iri itu kamu harusnya termotivasi untuk berkarya dan berkarya lagi juga diimbangi belajar agar tulisanmu bagus dan rapih.

▪️ 13. Kesibukan
Kegiatan atau aktivitas yang padat dunia nyata juga bisa memengaruhi. Karena fokus pada kesibukan itu maka kamu tidak sempat/tidak bisa meluangkan waktu untuk menulis sehingga idemu hilang atau mood menulismu berukuran.

▪️ 14. Kesehatan
Kesehatan adalah hal penting yang mahal harganya. Apabila kamu tidak menjaga kesehatan maka akan menghambat aktivitas menulis juga apapun. Lama tidak menulis bisa membuat ide-ide kita lebur.

▪️ 15. Masalah kehidupan / masalah pribadi
Hal ini sungguh sangat berpengaruh. Jelas dan tidak perlu dijelaskan :v
Namun hal ini kadang bisa dimanfaatkan untuk menimbulkan ide tentang cerita kehidupan yang membuat cerita semakin terasa hidup/nyata.

Sekian ....
Hmm banyak juga ya ada 15 dan pastinya akan ada pendapat-pendapat lain di luar sana. Sebanyak itu penyebabnya.

So, semangat menulis! Jangan sampai padam! Salam literasi!

Semoga bermanfaat :)
Maaf apabila masih banyak salah dan kekurang, silakan beri masukkan ♥️

PUEBI : Apostrof

PUEBI : pedoman umum ejaan bahasa Indonesia
- tanda baca penyingkat atau apostrof (')

Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu.

Misalnya:
- Dia 'kan kusurati. ('kan = akan)
- Mereka sudah datang, 'kan? ('kan = bukan)
- Malam 'lah tiba. ('lah = telah)
5-2-'13 ('13 = 2013)

Biasanya sering dijumpai pada syair, sajak puisi, lagu, quotes, dan lain-lain untuk memperindah tiap kata/kalimatnya.

Semoga bermanfaat :)
Maaf apabila masih banyak salah dan kekurang, silakan beri masukkan ♥️

PUISI AKROSTIK ↪️pengertian, contoh, dan cara/langkah-langkah membuatnya

Puisi Akrostik adalah salah satu jenis atau bentuk puisi yang sajaknya disusun untuk mendeskripsikan sesuatu hal atau topik tertentu, puisi ini biasanya memiliki huruf-huruf diawal kalimat setiap barisnya yang menyusun sebuah atau beberapa kata secara vertikal.

Apabila huruf awal pada baris tiap puisi akrostik dibaca secara vertikal maka akan membentuk suatu kalimat/kata/gagasan tertentu yang nantinya akan berhubungan pada isi dalam tiap bait puisinya.

Pemilihan kata yang akan dijadikan huruf awalan dalam puisi akrostik ini termasuk bebas, penulis dapat menentukan sendiri berapa kata yang akan dipakai untuk dijadikan huruf awalan. Begitu juga dengan rimanya, bebas.

Contoh puisi akrostik :
By. Kitaraindah.blogspot.com

Suasana Hati

Sudah lama kurasakan ini
Ungkapan kata yang tak tersampaikan
Akan kupendam sementara didalam hati
Sebagai bumbu rindu dikala bertemu
Angan membayangkan hari itu
Nira yang manis itulah perasaanku
Angin berhembus membawa salamku

Hingga hari ini perasaanku masih sama
Akan kujaga hingga hari itu tiba
Tiada lagi sedih gundah gulana
Inginku tercapai dan akan kujaga

▪️ Puisi akrostik di atas memiliki dua kata vertikal yang dijadikan sebagai huruf awalan di setiap barisnya, untuk isinya sendiri penulis memaparkan tentang judul puisi (suasana hati).

Langkah-langkah membuat puisi akrostik :

▪️ 1. Tentukan tema. Topik apa yang akan menjadi sorotan utama dalam puisi itu. Setelah itu buatlah/carilah kalimat untuk mengawalinya. Kata/kalimat yang akan kamu pilih sebagai awalan akan menentukan panjang dari puisi akrostik. Gunakan bebas, bisa satu/dua/lebih kata untuk membuat awala.

Misal :
- Tema persahabatan
- Kata yang mengawalinya, contoh dengan dua kata↪️ (teman terbaik) lalu buatlah seperti ini ;

T
E
M
A
N

T
E
R
B
A
I
K

▪️ 2. Sesuaikan dengan huruf pada setiap awalan, kata yang berikutnya harus berkaitan pada huruf di setiap awalan. Saran, gunakanlah majas simile dan metafora karena keterbatasan puisi ini di sarankan untuk menggunakan kata yang lebih efektif.

▪️ 3. Revisi dan baca ulang. Sudah sesuaikah diksi yang kamu pilih? Sudah bagus atau belum kalimat yang kau susun itu? Nyambung atau tidak antara bait dan baitnya atau baris per barisnya?

Setelah yakin, puisimu t'lah selesai XD

Semoga bermanfaat :)
Maaf apabila masih banyak salah dan kekurang, silakan beri masukkan ♥️

PUEBI : tanda baca [ elipsis ]

PUEBI : pedoman umum ejaan bahasa Indonesia
- elipsis

Tanda Elipsis atau titik tiga (...)

▪️ 1. Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan.

Misalnya :
- Penyebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.

Catatan :
(1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah titik empat buah).

▪️ 2. Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog.

Misalnya :
- “Menurut saya … seperti … bagaimana, Bu?”
- “Jadi, simpulannya … oh, sudah saatnya istirahat.”

Catatan :
(1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik
(jumlah titik empat buah).

Semoga bermanfaat :)
Maaf apabila masih banyak salah dan kekurang, silakan beri masukkan ♥️

PUEBI : partikel per

PUEBI : pedoman umum ejaan bahasa Indonesia
- partikel per

Penggunaan partikel (per) dapat dipisah atau disambung, yaitu :

▪️ 1. Partikel per yang punya arti tiap-tiap/setiap = (dipisah)
Contoh : Diskon harga apel per kilogramnya 5%.

▪️ 2. Partikel per yang punya arti mulai = (dipisah)
Contoh : Per April tahun ini aku mulai mandiri.

▪️ 3. Partikel per yang punya arti demi = (dipisah)
Contoh : Ok. Kita lihat satu per satu.

▪️ 4. Partikel per yang punya arti dibagi = (disambung)
Contoh : Lengan bajuku tiga perempat.

▪️ 5. Partikel per sebagai awalan = (disambung)
Contoh : Perpanjangan waktu untuk deadline sampai pada tanggal, 30 April 2020.

Semoga bermanfaat :)
Maaf apabila masih banyak salah dan kekurang, silakan beri masukkan ♥️

PUEBI : partikel pun

PUEBI : pedoman umum ejaan bahasa Indonesia
- partikel pun

Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.

Misalnya :
▪️ Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya dengan bijaksana.
▪️ Jika kita hendak pulang tengah malam pun, kendaraan masih tersedia.
▪️ Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah berkunjung ke rumahku.

Catatan :
Partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung ditulis serangkai.

Misalnya :
▪️ Meskipun sibuk, dia dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.
▪️ Dia tetap bersemangat walaupun lelah.
▪️ Adapun penyebab kemacetan itu belum diketahui.
▪️ Bagaimanapun pekerjaan itu harus selesai minggu depan.

Dua belas kata hubung partikel (pun)
1. Adapun
2. Andaipun
3. Ataupun
4. Bagaimanapun
5. Biarpun
6. Kalaupun
7. Kendatipun
8. Maupun
9. Meskipun
10. Sekalipun
11. Sungguhpun
12. Walaupun

Semoga bermanfaat :)
Maaf apabila masih banyak salah dan kekurang, silakan beri masukkan ♥️

14 cara membuat OPENING LINES (kalimat pembuka) yang menarik

Kalimat pembuka (opening lines) perlu diperhatikan lho ketika kamu hendak menulis sebuah novel.
Kenapa? Karena dari opening lines inilah pembaca akan menilai first impressions mereka, feel mereka tentang cerita kita. Apakah pembaca akan lanjut membaca/tidak.

Jadi apa itu opening lines?
Kalimat pembuka atau opening line dalam sebuah cerita atau novel adalah kalimat pemikat sebuah cerita untuk menarik pembaca masuk dan menyelami dunia yang diciptakan penulis. Entah itu diwujudkan dalam sebuah kata pendek atau kalimat panjang, syarat pertama dan utama dari sebuah kalimat pembuka cukup satu, yakni memikat.

Berikut ini ada macam-macam jenis/cara membuat opening lines yang menarik :

1. Moment penting
Dengan menggunakan moment/situasi yang penting pada saat pembuka. Maka ini akan menarik pembaca untuk bertanya-tanya apa yang terjadi selanjutnya? Atau ada apa di balik kejadian itu?

Contoh: Malam saat Jake Djones tahu bahwa orang tuanya hilang di suatu masa dalam sejarah, diberikan sebagai malam dengan badai terdahsyat. (Penjaga Sejarah, Damian Dibben)

2. Membahas/menambahkan karakter yang menarik
Karakter yang unik, memikat, atau menjadi pusat perhatian. Bahas karakter itu di pembukaan. Kita kompori dulu pembaca untuk terpikat pada si tokoh.

Contoh: Kami menyambutnya menyanyikan Profesor. Dan, dia memanggil anak lelakiku Akar—akar, karena, bernyanyi Profesor berkata, puncak kepala anakku yang datar mengingatkannya pada simbol akar kuadrat. (Penjaga Rumah & Profesor, Yōko Ogawa)

3. Konflik
Salah satu cara membuat opening lines yang baik yaitu dengan menghadirkan konflik. Cerita yang tanpa konflik akan hampa bukan? Karena pada realitanya saja hidup ini penuh cobaan.

Contoh: Keputusanku untuk menjadi pengacara semakin kuat ketika ku sadari ayahku membenci profesi hukum. (The Rain Maker, John Grisham)

4. Sentuhan log/emosi
Para pembaca pasti ingin merasakan feel dalam cerita kamu. Kasih dan beri pembacamu kesempatan untuk bisa merasakan seperti apa rasanya menjadi sang tokoh itu.

Contoh: Apa kau akan mati sebelum tiba di sini sebelum tengah hari? Aku duduk di sini, di tengah-tengah serpihan hidupku seperti yang kau tahu, dan kau ... jika aku memang mengenalmu, kau pasti baru bagun. (Lampiran, Rainbow Rowell)

5. Faktor kesulitan/ketakutan
Biasanya pilihan ini cocok untuk cerita yang bergenre misteri/suspense.

Contoh: Tyler mencabutku pekerjaan sebagai pelayan, kemudian Tyler menodongkan sepucuk pistol ke dalam mulutku dan berkata, langkah pertama menuju kehidupan abadi adalah kamu harus mati. (Fight Club, Chuck Palahniuk)

6. Kejutan atau teka-teki
Awalan yang penuh dengan teka-teki atau kejutan dapat membuat pembaca berpikir dan penasaran. Apa ini? Apa maksudnya? Dan pertanyaan-pertanyaan lain yang menarik pembaca untuk tenggelam lebih jauh pada buku tersebut.

Contoh: Ditelan anjing buaya raksasa sudah cukup buruk bagiku . (Putra Sobek, Rick Riordan)

7. Memukau
Biasanya diawali dengan pilihan kata yang cantik-cantik atau diksi yang manis. Sehingga pembaca tersentuh dan terus membaca ceritamu.

Contoh: DUHAI Sang Raja, yang duduk di atas takhta kejayaan, yang dimandikan oleh kemerlip cahaya lelampu warna-warni dan wewangi sesegera mungkin dupa-dupa. (Dewi Khayalan, Kahlil Gibran)

8. Deskripsi
Ini hampir sama seperti no. 2
Deskripsikan tokoh yang menarik atau yang akan menjadi pusat perhatian dalam cerita itu. Buat semenarik mungkin agar pembaca penasaran dengan si tokoh.

Contoh: Danendra Atfrajaya. Danendra adalah seorang anak konglomerat yang pendiam dan sedikit kejam. Ia sedikit mempunyai teman karena sifatnya yang sangat sulit diajak berbaur, dst.

9. Perkenalan
Ini biasanya digunakan oleh penulis yang menggunakan sudut pandang central.

Contoh: Namaku Kean, aku adalah gadis 15 tahun yang yang kini tak bisa lagi melihat, tak bisa berjalan, juga lupa bagaimana caranya tersenyum, dst.

10. Puisi/syair/quotes
Ini biasanya dipakai oleh para penulis yang pandai msramu kata. Diawali dengan kalimat-kalimat singkat yang dapat menghanyutkan pembaca untuk tahu maksud di balik kata-kata itu.

Contoh: Sajak ini tak bertuan, hanya sendirian.
Tak seorang pun melihat serta merta mendengar.
Karena semua ini hanyalah jeritan silam yang kelam, dst.

11. Dialog
Ada juga yang mengawalinya dengan dialog. Ini harus memilih dengan baik kalimat apa yang akan diucapkan di awal agar pembaca penasaran.

Contoh: "Semuanya telah usai, Khyne," ucap pria itu memunggi sang gadis. Dst

12. Penggambaran latar atau setting
Setting meliputi waktu, tempat, dan suasana. Mengawali dengan penggambaran setting akan menjadi gambaran yang akan menjelaskan peristiwa yang terjadi dalam sebuah cerita. Untuk cerita horor, misteri, atau suspense biasanya akan menampilkan situasi yang gelap, kelam atau mencekam.

13. Memulai dengan pertanyaan.
Sebuah pertanyaan menerbitkan rasa ingin tahu atau penasaran yang tinggi bagi pembaca. Pertanyaan merupakan cara yang paling efektif agar pembaca mengikuti isi cerita. Dengan membaca keseluruhan cerita atau isi buku, pembaca akan menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut.

14. Menyembunyikan sesuatu
Tetap memaparkan secara tidak detail konflik yang akan di hadapi. Menjelaskan sedikit kata kunci yang tersembunyi. Sehingga pembaca akan terus membaca sampai akhir dan menemukan jawabban dari sedikit cuplikan yang dipaparkan di awal.

Semoga bermanfaat :)
Maaf apabila masih banyak salah dan kekurangan, silakan beri masukkan ♥️

DIALOG TAG : pengertian, jenis, aturan penulisan, dan contoh.

Catatan :
❌ = contoh yang salah
✔️ = contoh yang benar

DIALOG TAG :
Adalah frasa yang mengikuti dialog yang menginformasikan si pengucap dialog.

MACAM-MACAM DIALOG TAG :
▪️ Netral : ujar, ucap, kata, cetus, tutur, ungkap, tandas, tanya, sapa, panggil, pungkas, tegas, ajak, pinta.
▪️ Netral sebagai respon : sahut, jawab, balas, terang, jelas, sela, tukas, potong.
▪️ Ada emosi : sindir, ejek, cela, kelakar, canda, hina.
▪️ Emosi bernada tinggi : teriak, jerit, raung, seru, sergah, murka.
▪️ Emosi bernada rendah : bisik, gumam, lirih.

( A - U ) ⤵️
▪️ A = ajak, anjur.
▪️ B = batin, bentak, bela, bisik, bujuk.
▪️ C = caci, cakap, canda, cela, cerca, cetus.
▪️ D = debat, desah, desis, duga.
▪️ E = ejek, elak.
▪️ G = gagap, gertak, geram, gerutu, gumam.
️ H = harap, hardik, henti, hina.
▪️  I = imbuh.
▪️ J = jawab, jelas, jerit.
▪️ K = kata, kelakar, keluh, kritik, komentar.
▪️ L = larang, lirih.
▪️ M = madah, mohon, murka.
▪️ O = omel.
▪️ P = panggil, pekik, pikir, perintah, pinta, potong, protes, puji, pungkas, papar.
▪️ R = raung, rayu, risik, ruah.
▪️ S = sanggah, sanggal, sorak, saran, sanjung, sapa, sela, sentah, sergah, seru, simpul, sindir, singkap, suruh.
▪️ T = tandas, tanya, tawar, tebak, tegas, terang, teriak, terka, tegur, timpal, tolak, tuduh, tukas, tutup, tutur.
▪️ U = ucap, ujar, ulang, umpat, usul, ungkap.

ATURAN PENULISAN DIALOG :

▪️ Tanda titik di akhir dialog :
(Tanda baca di tempatkan sebelum tanpa kutip di akhir dialog)

❌"Aku tahu kamu yang menulisnya".
✔️ "Aku tahu kamu yang menulisnya."

APABILA DIIRINGI NARASI :

1. Dialog tag berada di awal
▪️ (Yang benar pakai koma)
❌ Andira berkata. "Aku yang memasaknya."
✔️ Andira berkata, "Aku yang memasaknya."

▪️ (Yang benar pakai titik)
❌Andira tersenyum, "Kamu manis pakai topi itu."
✔️ Andira tersenyum. "Kamu manis pakai topi itu."

2. Dialog tag berada di akhir
▪️ (Yang benar pakai koma)
❌"Aku tidak mau yang itu." ucapnya.
✔️ "Aku tidak mau yang itu," ucapnya.

️ (Yang benar pakai titik)
❌"Aku minta maaf," Karina menatap sendu.
✔️ "Aku minta maaf." Karina menatap sendu.

▪️ (Tanda baca lain)
❌"Kamu kenapa?" Tanya Keren.
✔️ "Kamu kenapa?" tanya Keren
❌"Kamu lihat siapa?" melirik ke arah barat.
✔️ "Kamu lihat siapa?" Melirik ke arah barat.

3. Dialog tag yang terpotong
(Elipsis/titik tiga)
▪️ Apabila tidak diikuti narasi
❌"Aku pergi, sampai jumpa ..."
✔️ "Aku pergi, sampai jumpa ...."

▪️ Apabila diikuti narasi
❌"Aku akan pergi ...," ucapnya dengan berat hati.
✔️ "Aku akan pergi ..." ucapnya dengan berat hati.

(en dash/strip panjang/—)
❌"Kamu yang—."
"Iya, aku yang mencurinya." tukas Yuma.
✔️ "Kamu yang—"
"Iya, aku yang mencurinya," tukas Yuma.

4. Dialog tag yang berada di antara dua dialog
Hampir sama dengan aturan dialog no.1 dan no.2
Perbedaannya terletak pada dua dialog yang terpisah, yang berguna sebagai pembeda.
Catatan :
Hanya dapat dilakulan oleh orang/tokoh yang sama dan dengan penjedaan yang sebentar.

✔️ "Kamu mau ke mana?" tanya Erin seraya memegang tangan kakaknya dan berkata, "Jangan tinggalkan aku, kak." Erin menangis.

5. Tidak boleh ada dua dialog tag dalam satu paragraf.
▪️ Di pisah atau buat parafrag baru.
✔  "Apa kamu melihat Yura?" tanya Zio. Rautnya wajahnya sangat cemas. Ia sudah bolak-balik ke sana ke mari seperti kitiran.
      "Dari tadi aku tidak melihatnya," tambahnya khawatir.

▪️ Dialog tag terakhir dibuat dalam dialog tag biasa.
✔️ "Apa kamu melihat Yura?" tanya Zio dengan raut wajah cemas. "Dari tadi aku tidak melihatnya."

▪️ Dijadikan seperti aturan dialog tag no.4
✔️ "Apa kamu melihat Yura?" tanya Zio dengan raut wajah cemas. "Dari tadi aku tidak melihatnya," tambahnya khawatir.

Semoga bermanfaat :)
Apabila masih banyak salah dan kekurang, silakan beri masukkan ♥️

Macam-macam sudut pandang (POV) : jenis, pengertian, dan contoh.

SUDUT PANDANG (POV)

Pengertian :
Sudut pandang adalah arah pandang seorang penulis dalam menyampaikan sebuah cerita, sehingga cerita tersebut lebih hidup dan tersampaikan dengan baik pada pembaca atau pendengarnya. Dengan kata lain, sudut pandang merupakan cara penulis memandang/menempatkan dirinya dalam sebuah cerita.

Sudut pandang atau point of view (POV) adalah sebuah teknik bercerita yang akan membuat ‘rasa’ yang berbeda pada alur dan cara penyampaian cerita. Dengan sudut pandang, penulis seolah-olah dapat menjadi pelaku utama atau menjadi orang lain dalam cerita tersebut.

Macam-macam  sudut pandang :
Menurut Teori Sastra sudut pandang sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga.

Sementara itu, secara umum terdapat berbagai macam teori tentang sudut pandang. Diantaranya ada sudut pandang campuran dan ada juga sudut pandang pihak kedua.

1. Sudut pandang orang pertama biasanya menggunakan kata ganti “aku" atau “saya" atau juga “kami” (jamak).

Pada saat menggunakan sudut pandang orang pertama, kamu seakan-akan menjadi salah satu tokoh dalam cerita yang sedang dibuat. Si pembaca pun akan merasa melakoni setiap cerita yang dikisahkan.

▪️ Sudut pandang orang pertama (tokoh utama)–si penulis seolah-olah masuk dalam cerita tersebut sebagai tokoh utama/tokoh pusat dalam cerita (first person central).
Segala hal yang berkaitan dengan pikiran, perasaan, tingkah laku, atau kejadian yang tokoh “aku" lakukan akan digambarkan pada cerita tersebut.

Contoh :
Aku termenung digelap gulitanya malam. Bulan menyaksikan air mataku yang mengalir penuh kekecewaan. Dari jendela, aku mendongakkan kepala menggantungkan harapan pada nabastala.

▪️ Sudut pandang orang pertama (tokoh sampingan)
Pada teknik ini, tokoh “aku" hadir tidak dalam peran utama, melainkan peran pendukung atau tokoh tambahan (first personal peripheral).

Kehadiran tokoh “aku" dalam cerita berfungsi untuk memberikan penjelasan tentang cerita kepada pembaca.

Contoh :
Brak!!! Sekali lagi aku dibuat kaget oleh bantingan pintu Karin. Karin adalah gadis yang baik dan sabar. Ia berakhlak sangat baik. Namun sepertinya akhir-akhir ini ia punya banyak masalah sehingga sedikit kasar dalam beraktivitas.

2. Sudut pandang pihak ketiga
Kata rujukan yang digunakan ialah “dia" “ia" atau nama tokoh dan juga mereka (jamak). Kata ganti ini digunakan untuk menceritakan tokoh utama dalam sebuah cerita.

Selain kata ganti yang digunakan, ada satu hal lagi yang membedakan antara sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga, yaitu kebebasan peran di dalam cerita. Pada sudut pandang orang pertama, si penulis bisa menunjukkan sosok dirinya di dalam cerita, dan ini tidak berlaku pada sudut pandang orang ketiga.

Pada sudut pandang orang ketiga, si penulis berada ‘di luar’ isi cerita dan hanya mengisahkan tokoh “dia" di dalam cerita.

▪️ Sudut pandang orang ketiga (serba tahu)
Si penulis akan menceritakan apa saja terkait tokoh utama. Ia seakan tahu benar tentang watak, pikiran, perasaan, kejadian, bahkan latar belakang yang mendalangi sebuah kejadian.

Ia seperti seorang yang mahatahu tentang tokoh yang sedang ia ceritakan. Selain menggunakan kata ganti “ia" atau “dia", kata ganti yang biasa digunakan ialah nama dari si tokoh itu sendiri. Hal ini berlaku juga untuk sudut pandang orang ketiga (pengamat).

Contoh :
Sudah 6 bulan ini Naomi terjun pada dunia tarik suara. Ayah dan ibunya tidak ada yang merestui jalur karier yang ia geluti. Ia sampai beradu argumen dengan sang ayah yang memang memiliki watak keras.

▪️ Sudut pandang orang ketiga (pengamat)
Teknik ini hampir sama dengan teknik sudut pandang orang ketiga serba tahu, hanya saja, tidak semaha tahu teknik itu. Pada sudut pandang orang ketiga penulis menceritakan sebatas pengetahuannya saja.

Pengetahuan ini diperoleh dari penangkapan pancaindra yang digunakan, baik dengan cara mengamati (melihat), mendengar, mengalami, atau merasakan suatu kejadian di dalam cerita. Pengamatan pun dapat diperoleh dari hasil olah pikir si penulis tentang tokoh “dia" yang sedang ia ceritakan.

Contoh :
Entah apa yang terjadi padanya. Akhir-akhir ini raut wajahnya begitu masam. Selain itu dia juga banyak diam dan sangat jarang berbicara. Apa ada masalah serius yang tengah menimpanya?

3. Sudut pandang campuran
Pada sudut pandang campuran, si penulis dapat menggabungkan antara sudut pandang orang pertama dan orang ketiga. Ada kalanya si penulis ‘masuk’ ke dalam cerita (bukan sebagai tokoh utama) dan ada kalanya ia berada di luar cerita menjadi orang yang serba tahu.

Contoh :
Kami adalah keluarga kecil yang sederhana. Namun kami punya rasa saling melengkapi yang sama. Namaku adalah Yura, aku merupakan anak kedua dari keluarga tersebut. Kehidupan sulit tapi aku menerima semua ini. Walaupun tetap saja aku punya rasa iri pada Arya. Dia anak orang kaya raya. Bahkan Arya tidak perlu berusaha keras untuk menggapai impiannya, ia hanya tinggal meminta. Tapi aku beda, jauh beda dengannya. Karena aku harus untuk menggapai harapan kecilku.

4. Sudut pandang orang kedua
Merupakan sudut pandang dari orang kedua yang dalam penulisan kata menggunakan kata ganti sebagai pemeran kamu dan kalian (dalam jumlah banyak).

Ketika menggunakan sudut pandang kedua maka pembaca akan dibuat seperti melakukan komunikasi dengan pihak yang lain dalam cerita.

Contoh :
Seseorang melihatmu dari kejauhan. Orang itu berlari menghampirimu dan memanggil namamu. Kau terlihat sangat terkejut melihat orang itu di sana.

Semoga bermanfaat :)
Maaf apabila masih banyak salah dan kekurang, silakan beri masukkan ♥️

Peran Keluarga dalam Menjaga Kesehatan Jiwa Anggota Keluarganya.

A. PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa merupakan aspek penting yang berkontribusi pada kesejahteraan dan kualitas hidup seseorang. Menurut Organisas...